Ciri Khas Unik Dari Sulaman Gayo – 1 KERAJINAN MOTIV KERAWANG GAYO Kecamatan Bebesen KABUPATEN ACEH TAHUN O L E H NAMA : SARI NAULI SINAGA : 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PROGRAM STUDI STUDI ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN
6 KATA PENGANTAR Penulis mengakhiri skripsi ini dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya. Artis akan selalu ingat untuk berterima kasih atas semua perlindungan dan bantuan yang Anda berikan padanya selama menyelesaikan tugas ini. Dalam perjalanan panjang penelitian dan penulisan, dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah berupa skripsi berjudul Kerajinan Motif Kerawang Gayo Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah dalam skripsi ini merupakan suatu kebahagiaan sejati dan anugerah terbaik bagi penulis. Diajukan oleh penulis untuk mendapatkan gelar Program Penelitian di Fakultas Sejarah Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki banyak kekurangan dan bukan inti dari kebenaran yang utuh. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami meminta minat Anda, dan semoga rahmat Tuhan menyertai Anda. Medan, Juli 2019 Penulis Sari Nauli Sinaga i
Ciri Khas Unik Dari Sulaman Gayo
7 UCAPAN TERIMA KASIH Motivasi, kritik, saran, dan doa kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mengambil kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan sangat mempengaruhi penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 1. dr. Buda Agustono, MA, Dekan dan Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dan Staf Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Terima kasih, Dokter. Edi Sumarno, M.Si. Hum., Direktur Program Studi Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sumatera Utara, dan Ny. Dra. Nina Karina, M.SP., Sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang telah membantu memfasilitasi penulisan artikel ini. 3. Terima kasih Dokter. Lila Pelita Hati, M.Si, Pembimbing Disertasi. Jasa dan bantuan beliau tidak akan pernah saya lupakan, dan atas kesabaran beliau dalam membimbing penyelesaian skripsi ini saya ucapkan terima kasih. 4. Terima kasih Dokter. Nurhabsya, M.Sc, pembimbing penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 5. Terima kasih kepada seluruh pengajar dan rekan-rekan di Program Studi Ilmu Sejarah yang telah berbagi ilmunya kepada penulis.
Epaper Andalas Edisi Senin 04 Juni 2018 By Media Andalas
Pengetahuan, pengalaman, dan wawasan selama penulis menjadi mahasiswa, baik di dalam maupun di sekitar perkuliahan kedelapan. Tak lupa juga kepada staf administrasi program sarjana sejarah Bang Ampera Wira yang banyak membantu penulis selama kuliah. 6. Terima kasih khusus kepada BPS Aceh, Arsip Daerah Aceh Tengah, Dinas Perindustrian dan Pertambangan Aceh Tengah, Kantor Khamat, BAPEDA Aceh Tengah dan Dewan Adat Gayo. 7. Terima kasih kepada semua sumber yang telah memberikan informasi kepada penulis. 8. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak kami tercinta, Esron Sinaga, dan ibu kami tercinta, Jusniar Pasarib, atas dukungannya yang istimewa baik secara materi maupun doa. Saya memberikan semua cinta, kasih sayang, cinta dan pengorbanan saya kepada penulis. 9. Terima kasih kepada saudara-saudaraku Herianto Jackson Cinaga, Miranda Cinaga, dan Roduma Cinaga yang mendoakan dan mencintai penulis. Percayakan pada penulisnya agar kamu bisa bahagia nantinya. 10. Terima kasih kepada Zappadi Naivaho yang selalu dan selalu mendukung dan mendoakan penulis di sisiku. 11. Sekelompok kecil penulis yang telah setia bersama melalui doa dan perjuangan satu sama lain selama 4 tahun (SERAF) Hokkop P Sianipar, S.S., Ellis R Siregar, S.S. Adik rohani penulis Susiniaty Situmeang, iii
9 S.S, Tuti Gunawati dan S.So menjadi konselor dan saling menyayangi seperti kakak adik. 12. Terima kasih Popparan opung Jekson Sinaga atas dukungan dan doanya. 13. Terima kasih kepada adik-adikku tersayang di ami, Ina, Awan, Anan, Aceh Tengah dan para penulis Hera, Desi Ulvia dan Diana atas dukungan dan doanya untuk penulis. 14. Terima kasih kepada Nova Shinta Sitorus, adikku dan sepupu dekat kos yang selalu mendukung dan mendoakanmu. 15. Terima kasih kepada salah satu sahabat perjuangan penulis yaitu Najwa, Desi Debora, Dina Septi, Rini Afsari, Yulizah Permadani, Siska Andini, Novita Siagian, S.S., Ida Defi, S.S., David Sirait, Hannah Usmalina, Diana Silalahi ki. Mereka selalu memotivasi penulis. 16. Terima kasih kepada Yayasan Karya Salemba Empat dan para donatur yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama tiga tahun. 17. Terima kasih kepada saudara-saudara Himpunan KSE Universitas Sumatera Utara yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung penulis. 18. Terima kasih kepada teman-teman penulis UKM USU UP FIB KMK yang selalu memotivasi dan mendoakan kalian. 19. Terima kasih kepada teman-teman perjuangan Jurusan Sejarah tahun 2015 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. iv
10 20. Terima kasih kepada semua pelanggan yang namanya tidak bisa penulis sebutkan secara spesifik yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. Medan, Agustus 2019 oleh Sari Nauli Sinaga oleh v
11 PDF(new window) Abstrak Makalah ini mengkaji karya kerajinan motif Kerawangyo di Bebesen, Aceh Tengah, yang dapat diklasifikasikan menurut sejarah budaya. Tembang kerawang merupakan hasil seni masyarakat tembang berupa patung yang dibordir. Perubahan ini berasal dari persepsi penyanyi terhadap potongan kain. Permasalahan dari tulisan ini adalah bagaimana status kerajinan motif lagu Krawang di Bebesen sebelum tahun 1989, bagaimana latar belakang kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989, dan bagaimanakah kerajinan motif lagu Krawang di daerah Bebesen pada tahun 1989? Apa mekanisme kerajinan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan keadaan kriya dengan motif Gerangga. Lagu daerah Bebesen sebelum tahun 1989, penjelasan latar belakang kerajinan motif lagu Kerawang tahun 1989, penjelasan mekanika kerajinan motif kerawang dari daerah Bebesen tahun 1989. sumber-sumber yang terkait dengan penelitian), kritik (penilaian terhadap data yang diperoleh; menemukan kebenaran melalui kritik internal dan eksternal), interpretasi (penafsiran atau analisis sejarah melalui sumber-sumber yang ada), dan historiografi (karya). Daftar sejarah dalam bentuk tesis). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah lagu Krawang sudah ada sejak nenek moyang keluarga gayo, dan lagu Krawang awalnya digunakan untuk menghiasi koleksi lagu daerah yang disebut Umah Pitu Ruang. Lagu Krawanga dibuat oleh laki-laki, pada dasarnya ada lima motif dalam lagu Krawanga dan motif tersebut berkembang menjadi motif baru. Industri tradisional Gayo Garawang juga dibuka oleh penyanyi setelah dimulainya pendidikan pembuatan lagu Gerawang. Latihan ini dilakukan karena kepedulian pemerintah terhadap keberadaan Geranggayo. Hingga saat ini Kerawang Gaya sudah dikenal banyak orang dan mengalami modifikasi dan inovasi produk seperti tas, sepatu dan topi. Namun dinamisme industri tradisional Kerawangay mulai terpantau setelah penutupan industri tradisional selama bertahun-tahun akibat sengketa Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Kata kunci: Motif, Kerawang Gayo, Kecamatan Bevesen. Anda
Lia Rahmawati Azmi, 150401064, Fdk, Kpi, 081273374703
12 Daftar Isi Pendahuluan… I Ucapan Terima Kasih… II Rangkuman… VI Daftar Isi… VII Daftar Tabel… XI Bagian I Pendahuluan 1.1 Perumusan Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Kajian Metode Penelitian Literatur… 8 BAB II Kondisi Produksi Ikon Gayo 1 Tahun Yang Lalu Letak Geografis Kondisi Demografi Asal Usul Pola Raja Raja Musik Ciri Ciri Raja Raja Industri Musik Alat Penghasil Raja Raja Pola musik vii
13 BAB III Daerah ACEH TENGAH Latar Belakang Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang di Bevesen 4.1 Alasan Keberadaan Kerajinan Motif Kayokerawang Epidemiologi 51. Motif Kerajinan Lagu Kerawang Pengrajin dan Pemilik Industri Tradisional Transmisi Lagu Kerawang Fungsi dan Kualitas Motif Lagu Kerawang Baru BAB V Kesimpulan 6.1 Kesimpulan Daftar Referensi yang Disarankan Daftar Lampiran Daftar Penyumbang Informasi……X viii
Tabel 14 Daftar Tabel 1 Daftar Desa di Kecamatan Bevesen Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Daftar Jumlah Penduduk Setiap Desa di Kecamatan Bevesen Total Daftar Jumlah Penduduk Setiap desa di Kecamatan Bevesen Setiap Kecamatan Bevesen Penduduk desa Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar penduduk setiap desa Kecamatan Bevesen Daftar industri lagu tradisional Krawang masing-masing Desa Kecamatan Bevesen Tiap Desa Kecamatan Bevesen Distrik Bevesen ix Tiap Desa Daftar Industri Tradisional di Krawang Gayo
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam antropologi, konsep kebudayaan adalah keseluruhan sistem pemikiran, tindakan dan hasil karya manusia dalam kerangka kehidupan sosial yang dimiliki manusia melalui pembelajaran. Dalam budaya Sansekerta, buddayah adalah jamak dan buddhi berarti pikiran atau akal. Budaya memiliki dua dimensi: bentuk dan isi. Ada tiga bentuk budaya. Yang pertama budaya sebagai kompleks ide, gagasan, nilai dan norma, yang kedua budaya sebagai kompleks aktivitas manusia, pola aktivitas manusia dalam masyarakat, dan yang ketiga bentuk budaya adalah benda. objek buatan. Di sisi lain, muatan budaya disebut juga unsur budaya universal. Tujuh unsur budaya universal adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, fasilitas hidup dan sistem teknologi, sistem kehidupan, sistem religi,
Waspada, Jumat 20 Mei 2016 By Harian Waspada
Makanan khas indonesia yang unik, makanan khas suku gayo, makanan khas unik, oleh oleh unik khas bali, makanan khas sunda yang unik, makanan khas gayo, makanan unik khas indonesia, masakan khas gayo, makanan khas daerah yang unik, makanan unik khas surabaya, makanan khas yang unik, makanan khas gayo lues